KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perkembangan Penalaran Manusia” dengan baik.
Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun
berdasarkan kaidah kaidah ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka
menyelesaikan studi \yang menggunakan teknik pengumpulan data, menggunakan
metodologi penelitianyang relevan dan terarah pada pokok permasalahan yang
berkaitan dengan bidang studimahasiswa. Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata Pengantar Ekonomi Mikro. Untuk itu, makalah
ini disusun dengan memakai bahasayang sederhana dan mudah untuk dipahami.
Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah ISBD, Bapak Syafruddin Syam yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran, dan petunjuk hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari
kekurangan,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang berkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya
terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Akhirnya, penulis berharap
semoga makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan baik.
Medan, 8 Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai
dari adanya rangsangan dari suatu objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin
tahu yang mendorong seseorang untuk melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami
dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali
rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal,
memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam, juga berusaha untuk memecahkan
masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu
sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan yang baik.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambahnya
dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya, setelah manusia
mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimentasi ini, maka lahirlah
ilmu pengetahuan yang mantap atau bagus.
Jadi, perkembangan alam pikiran manusia sampai dengan
kelahiran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu yang mantap, melalui 4 (empat)
tahap yaitu tahap mitos, tahap penalaran deduktif (rasionalisme) atau tahap pemikiran
rasional, tahap penalaran induktif (empirisme) atau tahap pemikiran empiris,
dan akhirnya sampai ke tahap pengkristalan konsep metode ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian dari penalaran?
2. Bagaimana
proses perkembangan penalaran manusia?
3. Bagaimana
tahap perkembangan pola pikir manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari penalaran
2. Untuk
mengetahui bagaimana proses perkembangan penalaran manusia
3. Untuk
mengetahui tahap perkembangan pola pikir manusia
BAB II
PEMBAHASAN
Nalar adalah pertimbangan tentang baik buruk; akal
budi; atau aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis; jangkauan
pikir; kekuatan pikir. Sedangkan penalaran adalah hal mengembangkan atau
mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.[1]
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis
(benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi
pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk
pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia
sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan
perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.[2]
A. Sejarah
Pengetahuan yang diperoleh Manusia
1. Rasa
Ingin Tahu
Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa
ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu ciri khas manusia.
Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di
sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup
lainnya.
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang
belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih
mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui
sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk
memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia
mereka-reka sendiri jawabannya.[3]
2. Mitos
Menurut Auguste Comte (1798-1857) bahwa
dalam sejarah perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu tahap teologi
(tahap metafiika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).
Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika.
Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita
mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan
lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam,
yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat
keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta
keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman
Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar
Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan
bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan
atap.[4]
B. Perkembangan
Fisik Tubuh Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana
yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana
berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada
prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung
mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan
pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang
ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18
minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri
untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada
saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat
setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat
pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya
rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ
genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan
yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat
cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa
ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan
dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan
diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya,
setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
C. Metode
Ilmiah dan Implementasinya
Pengetahuan tentang mitos, ramalan nasib berdasarkan
perbintangan bahkan percaya adanya dewa diperoleh dengan cara berprasangka,
berintuisi dan coba-coba (trial and error).
Suatu pengetahuan dapat dikatakan pengetahuan yang
ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat antara lain: objektif, metodik,
sistematik dan berlaku umum. Salah satu syarat ilmu pengetahuan tersebut harus
diperoleh melalui metode ilmiah. Kriteria metode ilmiah yang digunakan dalam
penelitian antara lain harus berdasarkan fakta, bebas prasangka, menggunakan
prinsip-prinsip analisis, hipotesis, berukuran objektif serta menggunakan
teknik kuantitatif atau kualitatif.
Alur berpikir yang mencakup metode
ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan tahapan
kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari
langkah-langkah operasional metode ilmiah, yaitu perumusan masalah, penyusun
kerangka berpikir, pengajuan hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian
hipotesis, dan penarikan simpulan.
Metode ilmiah mempunyai keterbatasan
maupun keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah adalah ketidaksanggupannya
menjangkau untuk menguji adanya Tuhan, membuat kesimpulan yang berkenan dengan
baik dan buruk atau sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni
dan keindahan. Sedangkan keunggulannya, antara lain: mencintai
kebenaran yang objektif dan bersikap adil; kebenaran ilmu tidak
absolut sehingga dapat dicari terus-menerus; mengurangi
kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain-lain.
Manusia
memiliki kelebihan dibanding semua makhluk, antara lain :
a. Manusia dapat berpikir, sehingga manusia merupakan
makhluk yang cerdas ( homo sapiens ). Dengan daya pikirnya manusia dapat mempertimbangkan
apa yang akan dilakukan masa sekarang, atau masa depan dengan pengalaman yang
dialaminya.
b. Manusia dapat membuat alat-alat dan
mempergunakannya, sehingga disebut sebagai manusia kerja ( homo faber ). Salah
satu tindakan dan wujud budaya adalah barang buatan manusia ( artefact ).
Alat-alat diciptakan manusia karena sadar kemampuan inderanya terbatas,
sehingga alat-alat dibuat untuk mencapai tujuan, misal mikroskop, roda untuk
kereta.
c. Manusia dapat berbicara ( homo longuens ), sehingga
apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa
kepada manusia lain.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat ( homo socius )
tidak seperti binatang yang bergerombol yang hanya mengenal hukum rimba.
Manusia bermasyarakat yang diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama.
e. Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar
perhitungan ekonomi ( homo aeconomicus ). Dalam hukum ekonomi, semua kegiatan
harus atas dasar untung rugi. Pada awalnya manusia mencukupi kebutuhannya
sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar (produksi
dijual di pasaran) dan keuntungan semakin besar, sehingga meningkatkan
produktivitas kerja.
f. Manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang
memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia, sehingga manusia memiliki
kepercayaan atau beragama ( homo religius ). Di samping keenam hal di atas,
manusia disebut juga manusia berbudaya ( homo humanus ) dan manusia yang tahu
akan keindahan ( homo aesteticus ).[5]
Manusia Berperasaan dan Rasional Manusia mempunyai
akal budi. Akal yang menjadi sumber sifat rasional, sedangkan budi bersumber
pada perasaan. Perasaan adalah fungsi jiwa untuk mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Sedangkan rasional adalah
menerima sesuatu atas dasar kebenaran pikiran atau rasio. Paham tersebut
bersumber pada akal manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir yang
rasional manusia dapat meletakkan hubungan-hubungan dari apa yang telah
diketahui dan yang sedang dihadapi. Kemampuan manusia memperguna kan daya
akalnya disebutkan intelegensi.
Cara manusia memperoleh pengetahuan :
a. Cara lama dengan masih mengandalkan perasaan
daripada kebenaran pikiran, yaitu dengan prasangka, intuisi dan coba-ralat.
b. Cara baru yaitu dengan mempergunakan logika, yaitu
pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan sehat. Logika yang
bersifat kodratiah dan ilmiah.
Tahapan perkembangan pola pikir manusia :
1.
Antroposentris
Antroposentris ( anthropus = manusia, centrum = pusat
) adalah anggapan bahwa manusialah yang menjadi pusat segala-galanya. Pandangan
ini masih dalam tahap awal perkembangan pikiran manusia.
2.
Geosentris
Geosentris ( geo = bumi ) adalah anggapan bahwa bumi
pusat alam semesta. Semua benda langit mengelilingi bumi merupakan anggapan yang
berkembang sejak abad ke-6 SM. Tokohnya:
a. Thales (624-548 SM) yang dianggap orang
pertama yang mempertanyakan dasar alam dan isinya. Thales percaya
bintang-bintang bisa memancarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan hanya
memantulkan sinar matahari ke bumi. Dikatakan bahwa bumi merupakan cakram yang
mengapung di atas air.
b. Anaximender (610 – 546 SM) ialah orang
pertama yang menyatakan bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub Kubah
langit yang nampak adalah setengah bola dengan bumi sebagai pusatnya.
c. Pythagoras (580-500 SM) yang terkenal dengan
dalil segitiga siku-siku.Di samping pelopor matematika, ia juga berkeyakinan
bahwa bumi bulat dan berputar, sehingga menampakkan gerakan perputaran semu
dari langit. Ia juga mengajarkan bahwa di bumi terdapat 4 unsur yaitu : tanah,
air, udara dan api.
d. Erasthothenes (276-195 SM) ialah orang yang
pertama menghitung ukuran bumi sebagai benda bulat.
e. Ptolomeus (127-151 SM)
mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat jagad raya, berbentuk bulat,
diam setimbang tanpa tiang penyangga
f. Avicenna (Ibn-Shina abad
11), seorang ahli Ilmu Pengethuan, terutama dalam bidang Ilmu Kedokteran,
Fiolosof.[6]
3.
Heliosentris
Heliosentris (Helios = matahari) adalah anggapan bahwa
pusat alam semesta adalah matahari. Hal ini merupakan pendapat baru karena
makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin
meningkatnya kemampuan berfikir manusia yang terjadi pada tahun 1500 – 1600.
Sebagai tonggak sejarah Nicolous Copernicus
(1473-1543) dengan pokok ajaran :
a. Matahari adalah pusat sistem solar sedangkan bumi
adalah salah satu planet di antara planet-planet lain yang beredar mengelilingi
matahari.
b. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi
mengelilingi matahari.
c. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur
yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan
bintang-bintang.
Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548-1600).
Ia memberikan kesimpulan lebih jauh lagi:
a. Jagat raya tidak ada lagi.
b. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat
raya.
Tokoh lain adalah Johannes Kepler (1571-1630),
pendapatnya :
a. Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada
suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu fokus.
b. Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke
matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada
jangka waktu yang sama adalah sama.
c. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah
planet utk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga
dari jarak rata-rata palnet itu terhadap matahari.
Tokoh lain adalah Galileo (1564-1642) dengan
penemuannya yaitu teleskop yang mutakhir. Ia menemukan bahwa ada empat buah
bulan yang mengelilingi Yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan satu bintik
hitam di matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi
matahari, adanya Mikly Way atau Bima Sakti. Dan yang sangat menakjubkan adalah
ditemukannya cincin Saturnus.
4.
Galaktosentris
Galaktosentris (Galaxy : kumpulan jutaan bintang)
merupakan anggapan bahwa pusat alam semesta adalah galaksi. Paham tersebut
berkembang sejak tahun 1920 setelah Amerika Serikat membuat teleskop raksasa,
sehingga informasi tentang galaksi makin jelas diketahui orang.
Di California terdapat 2 buah observatoria : Mount
Wilson dengan pemantul 1,5 meter dan Mount Palomar dengan pemantul 2,5 meter
dan tahun 1976 berdiri observatorium Zelenchukskaya di Rusia.
Pengetahuan tentang galaksi Bima Sakti makin intensif,
sementara itu perhatian ke galaksi yang lain mulai dikembangkan.
5.
Asentris
Asentris (a = tidak) merupakan anggapan bahwa tidak
perlu lagi adanya pusat-pusatan dalam alam semesta ini, semuanya beredar dalam
konstelasi ilmiah.
Dengan paham ini manusia semakin kecil jika dihadapkan
pada alam semesta yang tidak terbatas ukurannya, sehingga secara agama semuanya
dikembalikan pada Tuhan sebagai Sang Pencipta.[7]
BAB III
PENUTUP
Penalaran adalah hal mengembangkan atau mengendalikan
sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan
perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa
ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu itu berkembang, baik tentang dirinya
sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak
dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.
Menurut A. Comte bahwa dalam sejarah
perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu tahap teologi (tahap metafiika),
tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan
yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Cara manusia memperoleh pengetahuan :
a. Masih mengandalkan perasaan daripada
kebenaran pikiran
b. Dengan mempergunakan logika yang bersifat kodratiah
dan ilmiah.
Tahapan perkembangan pola pikir manusia :
1. Antroposentris
Antroposentris
adalah anggapan bahwa manusialah yang menjadi pusat segala-galanya.
2. Geosentris
Geosentris
adalah anggapan bahwa bumi pusat alam semesta.
3. Heliosentris
Heliosentris
adalah anggapan bahwa pusat alam semesta adalah matahari
4. Galaktosentris
Galaktosentris
merupakan anggapan bahwa pusat alam semesta adalah galaksi
5. Asentris
Asentris merupakan anggapan
bahwa tidak perlu lagi adanya pusat-pusatan dalam alam semesta ini karena
semuanya beredar dalam konstelasi ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs.
H. Abu, Supatmo, Ir. A. 1991. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aly, Drs.
Abdullah, Rahma, Ir. Eny. 1991. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jasin, Drs.
Maskoeri. 1986. Ilmu Alamiah Dasar.
Surabaya: PT. Raja Grafindo Persada.
Mawardi,
Drs., Hidayati, Ir. Nur. 2000. IAD-ISD-IBD.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Nasution,
Dr. Rizali H., Hatta, Drs. H. Mohd. 1993. Ilmu
Alamiah Dasar. Medan: PT.
Pustaka Widyasarana.
Rizal,
Fahrul, dkk. 2006. Antroposentris,
Geosentris, Heliosentris, Galaktosentris, Asentris.
Jakarta: Hijri Pustaka Utama.
Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. 2005. Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Balai Pustaka, 2005)
Drs. Abdullah Aly, Ir.
Eny Rahma,
Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 4
Dr. Rizali H. Nasution,
Drs. H. Mohd. Hatta,
Ilmu Alamiah Dasar, (Medan: PT.Pustaka Widyasarana,
1993), hlm.9
Drs. Mawardi, Ir. Nur
Hidayati,
IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hlm. 14
Drs. H. Abu Ahmadi, Ir.
A. Supatmo
, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm.
14
Drs. Maskoeri Jasin,
Ilmu
Alamiah Dasar, (Surabaya: PT. Raja Grafindo, 1989), hlm. 8
Fahrul Rizal, dkk.,
Antroposentris,
Geosentris, Heliosentris, Galaktosentris, Asentris, (Jakarta: Hijri Pustaka
Utama, 2006), hlm. 26-32